Profil Yayasan Jam'iyyatul Mujahidat
Sejarah Yayasan Jam'iyyatul Mujahidat
Nama Jam’iyyatul Mujahidat ini merupakan nama Majlis Taklim ibu-ibu yang didirikan dan diampu langsung oleh Ustadzah Hj. Romlah Adnan. Beralamat di Jl. Menteng Atas Selatan no. 99, RT 006/ RW012, Kelurahan Pasar Manggis, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, merupakan kediaman beliau. Setelah sekian lama Majlis Taklim tersebut berkembangan dengan jamaah ratusan bahkan ribuan jamaahnya. Berangkat dari Majlis Taklim inilah kemudian diresmikan menjadi lembaga bernama Yayasan Jam’iyyatul Mujahidat. Didirikan oleh Ustadzah Hj. Romlah Adnan dan Ustad H. Abdurrahman Ar Roisi, pada tahun 1994, dengan bantuan teknis oleh LAKPESDAM, sebuah lembaga pengembangan sumberdaya manusia yang berada di bawah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), saat itu Ketua Umum PBNUnya KH. Abdurrahman Wahid. Dari Lakpesdam cukup intensif memberikan pendampingan khususnya terkait manajemen majlis taklim dengan tata kelola yang cukup moderen ketika itu. Di antara Pengelola Lakpesdam yang cukup intensif memberikan pendampingan adalah Mas Lukman Saifuddin (Menteri Agama RI 2014-2019), Maria Ulfah Anshor, Pak Masykur Masykub (alm) dan Pak Tosari Widjaya (alm). Bahkan para pengurus Majlis Taklimnya saat itu diberikan pelatihan khusus tentang manajemen majlis taklim di kantor Lakpesdam.
Mengenang kedua pendiri YJM Ustadzah Hj. Romlah Adnan dan Ustad KH. Abdurrahman Ar Roisi, selain keduanya sebagai pendiri yayasan, mereka berdua merupakan tokoh masyarakat dengan pengaruh yang cukup besar, tidak hanya di Jabodetabek. Apalagi Ustad Arman demikian kami memanggilnya, beliau sebagai panutan, sekaligus mentor yang selalu memotivasi ibu-ibu pengurus majlis taklim untuk tidak hanya berhenti dengan urusan majlis taklim tetapi memberikan motivasi yg sagat kuat untuk mengembangkan dengan mendirikan Pesantren Terpadu yang berwawasan luas dengan mengembangkan Iman dan Takwa IMTAK dan Iman dan Teknologi (IMTEK). Menurut Arman, “didikan pesantren yang sangat merakyat membentuk pribadi berpembawaan sederhana dan tanggap pada fenomena sosial yang ada”. Tambahnya, “yang jelas, melalui pesantren, saya telah menjadi saya. Dan bagaimana pun kedudukan saya hari ini, apa pun yang telah saya capai saat ini, saya merasa bersyukur telah menjadi saya.” (lihat juga: binziadkadafi’s blog).
Ustad Arman selain sebagai penceramah yang cukup terkenal di tahun 90 an dengan jelajah dakwahnya hampir di seluruh pelosok nusantara, juga di beberapa negara tetangga. Beliau juga sebagai penulis sekaligus pemimpin redaksi majalah Amanah, bersama sastrawan besar seperti Ahmad Tohari dan Motinggo Busye di Dewan Redaksi. Sisi lain dari Ustad Arman ini, termasuk tokoh yang multi talenta, selain sebagi kyai, beliau juga sebagai seniman dengan karya seninya dalam bentuk puisi, novel hingga film. Keunikan dari beliau, tutur Mas Dafi putra keduanya: “tak pemah merasa terikat oleh atribut ke-kiaiannya dalam berkarya dan berdakwah lewat berbagai jalur yang mungkin ia masuki. Keterlibatan Arman Arroisi dalam perfilman terulang manakala salah satu cerita silatnya dari serial “Anak-anak Pendekar” berjudul “Ajal Sang Penyebar Maut” oleh Ratno Timoer diangkat ke layar lebar lewat judul “Syekh Siti Kobar Membangkang.” (https://binziadk.wordpress.com/2021/04/20/biografi-singkat-k-h-abdurrahman-arroisi/)
Beliau juga sebagai penulis buku bacaan populer yang enak dibaca tentang sejarah para wali dan kisah-kisah teladan. Tulisan beliau yang cukup terkenal di antaranya seri buku 30 Kisah Teladan. Serial buku ini di masa terbitnya pernah dicetak ulang hingga 13 kali. Serial buku ini hingga sekarang masih dikagumi para pembacanya, antara lain melalui berbagai cuplikan dan review positif yang beredar di internet (binziadkadafi’s blog). Di antara judul bukunya yang terbit pada tahun 1993 saja antara lain: Sunan Ampel-Pengawal Ketuhanan yang Maha Tung gal, cet. II, Bandung: Remaja Rosdakarya Offset; Sunan Bonang - Pendekar Bersenjata Tembang, cet. II, Bandung: Remaja Rosdakarya Offset; Sunan Muria - Mengisikan Syariat ie dalam Adat, cet. II, Bandung : Remaja Rosdakarya Offset; Sunan Kalijaga - Berdakwah Dengan Seni, cet. II, Bandung: Remaja Rosdakarya Off set; Sunan Kudus - Pewaris Ulama Cina The Ling Sing, cet. II, Bandung: Remaja Rosdakarya Offset; Sunan Gunung Jati - Mencegah Serbuan Penjajah, cet. II, Bandung: Remaja Rosdakarya Offset; Sunan Maulana Malik Ibrahim - Pendekar Dakwah dari Pesantren, cet. II, Bandung: Remaja Rosdakarya Offset; Sunan Drajat - Si Pemurah Yang Gagah Berani, cet. II, Bandung: Remaja Rosdakarya Offset; Sunan Giri - Mengalahkan Musuh Tanpa Membunuh, cet. II, Bandung: Remaja Rosdakrya Offset.
Dalam perkembangannya, sekitar tahun 1998 YJM telah memiliki lahan satu hektar di Desa Kalisuren, Kecamatan Tajurhalang, Bogor. Saat itu sempat diresmikan peletakan batu pertama untuk pendirian Pesantren Terpadu An Nahla, dihadiri oleh Menteri Koperasi saat itu Bapak A.M. Saifuddin dan Menteri Sosial. Namun dalam perjalannya sempat terhenti dan baru dilanjutkan pembangunannya pada 2008 dengan mendirikan Taman-Kanak (TK An Nahla). Program lain yang diselenggarakan YJM adalah Majlis Taklim Ibu dan santunan anak yatim dan dhuafa. Santunan anak yatim dan dhuafa, alhamdulillah kegiatan tersebut masih berlangsung hingga sekarang.
Identitas Lembaga
Nama : Yayasan Jam'iyyatul Mujahidat
Alamat : Jl. Jampang No.1, RT.01/RW.03, Kalisuren, Kec. Tajur Halang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16310
Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No : AHU0001167.AH.01.05.Tahun 2023 Tentang Persetujuan Perubahan Yayasan Jam'iyyatul Mujahidat
NPWP : 019363399018000
Nomor Rekening Resmi Yayasan (Bank BSI) : 2300199405
